Twitter Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon


GELOMBANG BUNYI PADA INSEKTA/SERAN 0


GGA1.1. Sistem Pendengaran

Pendengaran adalah tanggapan terhadap rangsangan vibrasi mekanik. Tidak semua rangsangan menghasilkan perasaan pendengaran. Agar dapat didengar, suatu bunyi harus cukup keras dan cukup tinggi intensitasnya sesuai dengan daerah pendengaran. Keadaan ini secara fisika dikatakan bahwa getaran bunyi itu harus berada di dalam daerah frekuensi yang dapat didengar.
Pada frekuensi yang terlalu rendah untuk di dengar, getaran itu dapat dirasakan oleh alat peraba, diperlukan amlitudo yang jauh lebih besar agar dapat diraba daripada yang diperlukan untuk pendengaran. Getaran dengan frekuensi yang lebih tinggi dari daerah pendengaran tidak dapat dirasakan karena energinya sedemikian besar sehingga menyebabkan pemanasan lokal dan rasa sakit.
Hampir semua vertebrata mempunyai alat pendengaran yang mirip dengan telinga manusia. Sistem bunyi/akustik pada ikan dan amfibia tidak hanya dapat memberi tanggapan terhadap bunyi tetapi juga terhadap rangsangan kimia, gerak fluida, dan dalam beberapa hal terhadap rangsangan medan listrik. Sistem pendengaran seperti reptilia dan keluarga burung labih dekat pada telinga manusia. Secara rinci memnag ada perbedaan terutama tentang ukuran dan daerah frekuensinya.
Banyak binatang lain, misalnya insekta, yang peka terhadap energi vibrasi yang berada di dalam daerah frekuensi yang cukup tinggi. Tetapi alat penerima dan mekanisme yang dapat menimbulkan tanggapannya berbeda. Binatang bersel tunggal seperti paramesium dapat mengadakan tanggapan terhadap energi vibrasi. Jadi banyak macam sistem sensor yang peka terhadap energi vibrasi mekanik.
1. 2. Komunikasi insekta/serangga
Komunikasi dapat di definisikan sebagai perbuatan yang dilakukan untuk memberi informasi. Dengan demikian, semua metode komunikasi melibatkan perbuatan sinyal (informasi), transimis, dan resepsi. Setiap kali terjadi pertukaran informasi, maka sukar secara langsung mengamati perbuatan dan transmisinya, tetapi yang utama adalah perpindahan informasi itu harus terjadi.
Biasanya hal ini dapat dilakukan dengan mengamati perubahan perilaku atau perubahaan faal penerimanya. Efek sinyal ini ada dua macam, yaitu langsung (segera setelah menerima sinyal) dan laten (memakan waktu cukup lama untuk mengamati tanggapannya, mungkin beberapa menit, jam, hari, bahkan dapat lebih lama lagi). Efek laten lebih sukar di amati daripada efek langsung.
1. 3. Komunikasi insekta/serangga dengan gelombang bunyi
Setiap orang pernah mendengar bunyi jangkrik sadar bahwa insekta relatif begitu kecil dapat mengeluarkan bunyi yang cukup keras. Suatu sinyal bunyi adalah suatu gelombang tekanan yang di gerakkan oleh adanya getaran. Insekta mempunyai sinyal efektif dalam memancarkan bunyi dengan frekuensi yang lebih tinggi lagi. Akan tetapi otot-otot insekta tidak mampu bergeser lebih cepat daripada 1 kHz, oleh sebab itu frekuensi pergerseran otot-otot itu harus dilipatkan agar dapat menghasilkan sinyal. Misalnya, jangkrik mempunyai selaput suara yang berbentuk keping lengkung yang bergetar setelah mengalami perubahan bentuk oleh otot-otot selaput, dan kembali kebentuk asalnya. Jadi selaput suara melipatkan frekuensi pergeserannya dan memancarkan bunyi.
Unsur terakhir suatu generator bunyi kerap kali berupa sejenis pemandu bunyi, yaitu suatu struktur anatomi (atau lingkungan) untuk mengarahkan dan menguatkan bunyi. Pemandu bunyi semacam itu mirip dengan kotak tertutup (jangkrik), keping (belalang), atau terompet (gangsir). Rentang transimisi sinyal yang dapat di dengar itu tergantung suhu, kelembapan udara, dan frekuensi sinyal. Jika suhu dan kelembapan udara di pertahankan konstan maka makin tinggi frekuensi sinyal, makin besar penyerapannya di udara.
Pada akhirnya, penerimaan sinyal bunyi sudah tentu membutuhkan telinga insekta. Hanya ada satu jenis mata insekta atau telinga mamalia, tetapi ada beberapa macam jenis telinga insekta. Ada dua bentuk telinga insekta yang paling lazim, yang keduanya dikaitkan dengan struktur telinga manusia yaitu reseptor rambut yang dilekatkan secara lentur dapat bergerak oleh pengaruh setiap getaran bunyi, terutama untuk mengukur gerakan dan organ timpani menggunakan selaput untuk mencatat tekanan dan gradien tekanan. Apabila bunyi diterima dan ditafsirkan, insekta dapat menghasilkan bermacam-macam tanggapan yang meliputi ; daya tarik seks, pertahanan wilayah dan perubahan lintasan terbang untuk mempertahankan kelompoknya.
1. 4. Rentang frekuensi gelombang bunyi pada insekta/serangga
Dibandingkan perbedaan frekuensi yang dimiliki manusia dengan binatang, manusia memiliki rentang kepekaan akustik yang lebih pendek dan batas frekuensi atas yang relatif rendah yaitu sekitar 20kHz. Dengan menggunakan skala logaritma, kita akan menggunakan istilah ultrasonik untuk menyatakan radiasi bunyi pada frekuensi di atas 20kHz.
picture2
Gambar 1.1. Ketergantungan frekuensi pendengaran untuk bermacam-macam binatang
Keterangan : Pita gelap menunjukkan rentang kepekaan terbesar. Garis vertikal dekat 20kHz menunjukkan batas frekuensi tinggi bagi manusia. Skala frekuensi adalah skala logaritma.
Skala logaritma dari frekuensi di tunjukkan seperti gambar 1.1.
Dari gambar 1.1. tersebut menunjukkan bahwa insekta khususnya belalang mempunyai kepekaan di daerah rentang ultrasonik.
Penggunaan sinyal-sinyal oleh insekta ini sebenarnya hanya dapat direkam dengan menggunakan rangkaian listrik dengan memakai sistem piranti elektronik.

0 Responses So Far:

 
Rozor-V3 Copyright © 2011 Razor Theme V3 is Designed by Sameera Chathuranga